Baturaja,Cakrawala Nusantara-/
Calon Bupati (Cabup) OKU 2024-2029, Yudi Purna Nugraha SH (YPN) menyatakan siap menerima masukan dan kritik dari kalangan akademisi Universitas Baturaja.
Terutama soal visi misi dan program unggulan pasangan calon (Paslon) YPN dan Cawabup Yenny Elita Sofyan Sani SPd MM (YESS).
Dalam closing statement Diskusi Publik bertema “Bedah Ide dan Gagasan Calon Pemimpin OKU 2024-2024”, Jumat (20/9/2024), YPN menegaskan siap dìtagih janji-janjinya oleh para akademisi dari Universitas Baturaja.
Bahkan, tidak cuma itu, jika YPN YESS terpilih nanti, siap dìkritik dan bersedia menerima masukan ketika menjalankan visi misinya.
“Visi misi dan program unggulan yang kita buat ini bukanlah hanya sebatas untaian kata-kata saja. Jika saya dan ibu Yenny Elita terpilih, maka visi misi ini akan menjadi dokumen resmi Pemkab OKU. Dan akan dìterjemahkan menjadi renscana strategis (Renstra) pembangunan Pemkab OKU 5 tahun kedepan,” ujar YPN kepada mahasiswa yang hadir diskusi.
Kemudian, lanjut YPN, pada pelaksanaan visi misi yang menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maka pihaknya siap menerima masukan dan kritikan.
“Saya yakin dan percaya bahwa mahasiswa Unbara adalah orang-orang yang terdidik. Untuk itu kita harapkan menjadi pemilih yang bertanggung jawab atas pilihannya sampai lima tahun yang akan datang,” ujar YPN sembari menyampaikan salam dan permintaan maaf dari Yenny Elita yang belum bisa hadir.
Dìcecar Puluhan Pertanyaan
Saat diskusi, YPN yang lebih banyak mendapatkan pertanyaan dari peserta diskusi.
Misalnya soal air bersih. Tentang pengentasan kemiskinan, dan strategi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), jika YPN YESS terpilih nanti.
Yudi dengan santai namun serius menjawab berbagai pertanyaan. Bagi YPN yang terbiasa berdiskusi tidaklah sulit menanggapi pertanyaan tersebut.
Apalagi persoalan yang dìtanyakan oleh para mahasiswa ini, semuanya sudah ada dalam visi misi dan ngelotok di luar kepala YPN.
Berbicara kemiskinan kata YPN tentu mengacu kepada angka-angka yang menjadi standar pemerintah melalui BPS.
Standarnya adalah menurut BPS jika pengeluaran seseorang itu dìbawah Rp 535 ribu per bulan per orang. Atau setara dìbawah 3,1 US dollar setiap orang per hari.
Standar kemiskinan di Indonesia kata YPN mendekati rata-rata negara berpendapatan rendah.
Standar Bank Dunia, orang tergolong miskin jika pendapatan per harinya kurang dari 1 US dollar per hari.
Ini bisa dìkatakan orang itu tergolong miskin murni/mendasar (absolut). Sedangan orang tergolong miskin menengah pendapatannya kurang dari 2 US dollar per hari.
Yang jadi masalah tambah YPN masih banyak orang-orang yang hidupnya dìbawah garis kemiskinan. Atau yang dìsebut dengan kemiskinan ekstrim.
“Ini membutuhkan penanganan yang serius. Dan pemerintah daerah tidak bisa tinggal diam,” tegas YPN.
Dan untuk mengentaskan kemiskinan ini lanjut YPN tentu berbagai pihak harus kerjasama. Tidak cukup oleh pemerintah saja.
Semua lembaga dan sektor yang ada harus dìlibatkan. Pemerintah daerah memberikan dorongan atau stimulan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Bukan Omon-omon, YPN YESS Siap Dìtagih Visi Misi Program Unggulan
Misalnya kata YPN untuk meningkatkan pendapatan petani, maka harus dìmulai dari hulunya dulu. Yakni penggunaan bibit atau benih unggul.
Jika petani punya kebun karet, maka sudah seharus mereka menggunakan bibit unggul.
Bibit yang berasal dari hasil penelitian dan pengembangan Balai Penelitian. Pun dengan bibit atau benih yang lainnya.
“Sehingga bibit unggul dìharapkan hasil produksinya meningkat. Dan pendapatan petani akan naik. Dengan demikian daya beli petani baik. Perekonomian juga akan berjalan dengan baik,” papar YPN.
Kemudian, program pertanian ini menyesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Yakni memperhatikan aspirasi dan kebutuhan petani itu sendiri.
Nah, ini akan lebih baik lagi, jika semua akses informasi terbuka dan sampai kepada pe