Subulussalam| CN –Satbrimob Aceh Kompi 2 Batlyon C Pelopor Launchuing Program Dankor Brimob (BRAIN) guna mencerdaskan kebangsaan dan menjaga kondusifitas pendidikan.
Kegiatan Launching Brimob Ramah Anak Indonesia (Brimob Ramah Anak Indonesia), diiringi dengan sosialisasi protokol kesehatan serta pembagian masker merah putih, berlangsung di Mako Kompi 2 Batalyon C Pelopor Desa Danau Tras, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam,Senin (17/08/2020).
Turut hadir Danki 2 Batalyon C Pelopor Iptu Yusman, SH., Kapolsek Simpang Kiri Iptu Arianto. ST.P, Camat Simpang Kiri Rahamayani Munthe, STTP beserta staf.
Selain itu, Kepala Sekolah SD Negeri 06 Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam, Babinsa Koramil 01 Simpang Kiri Serda. I., Sibutar butar mewakili Danramil 01 Simpang Kiri, Dua Orang Guru SD Negeri 06 Simpang Kiri, Para personil Brimob Kompi 2 Batalyon C Pelopor Satbrimob Aceh dan para siswa – siswi SD Negeri 06 Simpang Kiri.
Komandan Batalyon C Pelopor Hari Purnomo S.H., M.H melalui Danki 2 Batalyon C Pelopor Iptu Yusman, SH Mengatakan ” saat ini kita dalam masa pandemi covid 19, apa yang harus kita lakukan dalam masa pandemi saat ini, hal yang harus kita lakukan yaitu mari selalu menggunakan masker, kami minta kepada dewan guru agar selalu mengingatkan siswa – siswi untuk menggunakan masker, dan kepada anak – anak jangan pada saat ada guru baru memakai masker, jadi ada tidak adanya guru kita harus tetap memakai masker, Kami minta kepada adek- adek agar benar – benar menjaga protokol kesehatan ” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya ” saat ini kami dari satuan brimob aceh kompi 2 batalyon C pelopor, sesuai dengan perintah Dankor Brimob Polri sehingga kami ingin berpartisipasi dalam program pendidikan di masa pandemi covid – 19 seperti saat ini.
Kemudian kita sering mendengar bahasa orang jangan takut dengan COVID-19 karena itu kehendak Tuhan, bila memang dikasih sakit maka siapapun akan sakit. Sebenarnya bukan demikian, penyakit ini Allah yang berikan, jadi kita sebagai hamba-nya harus berusaha untuk membasmi ataupun menghindari penyakit tersebut, bukan malah pasrah, itulah cara Tuhan menguji hambanya.
Bila memang ada kendala atau keluhan selama proses belajar mengajar secara virtual konferens, atau belajar secara online, maka dalam kegiatan ini kita akan sama-sama mencari solusi bagaimana menangani masalah tersebut ” ungkap dia.
Iptu Yusman mengatakan lebih jauh ” mungkin proses belajar mengajar secara online itu akan membutuhkan biaya, pertama harus memiliki HP Android dan paket internet. Pasti tidak semua wali murid yang memiliki cukup biaya untuk memenuhi keperluan tersebut. Dalam hal ini saya pribadi akan mencoba untuk membicarakan kepada Pemerintah kota Subulussalam agar membantu anak-anak kita ini ” pungkasnya (Junaidi)