Polemik Lapak Pedagang Pasar Pagi Kuala Simpang Temui Titik Terang

Aceh Tamiang| CN- Setelah sejumlah Pedagang pasar pagi kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang mendatangi kantor DPRK setempat pada  Senin, (5/10) kemarin, terkait lapak dagangan yang terancam akan di gusur karna akan dibangun lokasi parkir SDN 3 Kuala Simpang, kini mendapat titik terang.

Sebab, setelah anggota dewan meninjau lokasi, akhirnya disepakati untuk tetap membangun area parkir namun juga tetap memfasilitasi tempat untuk para pedagang berjualan.

BACA  Patroli Pemberantasan Geng Motor dan Balap Liar, Polres Tebing Tinggi Amankan 2 Unit Kendaraan

Hal itu dikatakan Wakil I Ketua DPRK Aceh Tamiang Fadlon kepada wartawan, Selasa (6/9/2020).

Pasalnya, tempat berjualan bekas bangunan SDN 3 Kualasimpang akan dibangun tempat parkir.

Kekhawatiran mereka terjawab pada hari ini Rabu (06/10/2020), setelah para dewan komisi 1 (satu)  dan wakil 1 dan 2 Ketua Dewan hadir kelokasi untuk memberikan jalan keluar untuk para pedagang dengan memberi solusi.

” kita sepakat bahwa pembangunan parkir bertingkat tetap berjalan sesuai perencanaan dan pedagang tetap diberikan tempat sementara. Hal ini telah dibicarakan kepada pihak Koperindag, Satpol PP, Dinas PUPR dan rekanan untuk tidak melakukan penggusuran para pedagang,”ungkapnya.

BACA  Asset Akan Prioritaskan Program Unggulan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Rohil

Ditempat yang sama, Kadisperindagkop Aceh Tamiang Rafe’i menjelaskan, usai pembangunan parkir bertingkat pedagang juga tidak akan digusur dari lokasi tersebut ” pihak kami telah mempersiapkan tempat khusus bagi para pedagang berupa los di lantai bawah parkiran “ucap Rafe’i.

BACA  Pjs bupati Pakpak Bharat pantau jalan nasional Sumut-Aceh yang longsor.

” Karena pembangunan ini tentunya  berdampak, makanya kita cari solusi pembangunan berjalan, pedagang pun bisa berjualan,” tambah dia.

Sementara,  salah satu pedagang yakni Juliansyah, merasa sangat senang selama proses pembangunan pedagang diberikan tempat. Dia pun  berterimakasih karena tidak jadi digusur, sehingga masih bisa menafkahi keluarganya dengan tetap berjualan ”  karena dimasa Covid-19 penghaailan kami sangat menurun, biasanya perhari mendapatkan Rp.800.000, namun sekarang hanya, Rp.250.000,”ucapnya.(Amir)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *