Binjai| CN- Banyak faktor yang perlu dilihat secara menyeluruh terkait peningkatan partisipasi pemilih dalam pagelaran Pilkada. Sebab partisipasi sifatnya tidak tunggal, soal teknis menjadi domain KPU dalam hal ini.
Dari semua kegiatan, mana yang paling banyak menyerap tingkat partisipasi pemilih. Apakah dari sosial media, sosialiasi, media mainstream atau elektabilitas paslon, sebenarnya peningkatan partisipasi yang paling signifikan dimana ” demikian diutarakan Komisioner KPU Sumut Benget Silitonga, saat mengikuti Forum Group Diskusi yang digelar KPU Binjai, Jum’at (5/3) di Cofee Day.
Maka FGD ini, lanjut Benget ” perlu dilakukan untuk mengevaluasi tingkat partisipasi pemilih dan dijadikan gambaran menjelang pemilu mendatang. Kendati begitu, kita tetap apresiasi kinerja KPU Binjai karena telah meraih 71,68 % partisipasi pemilih, artinya tingkat partisipasi naik sekitar 6 % dari Pilkada 2015 silam yang hanya mencapai 65,41 %.
” mengingat Pilkada 2020 berlangsung ditengah Pandemi covid 19. Tentu meningkatkan partisipasi pemilih bukan hal yang mudah ” pungkasnya.
Sementara Komisioner KPU Binjai Robby Efendi mengatakan sosialisasi pada Pilkada 2020 dilakukan dengan metode Luring dan Daring. Selain itu badan Adhoc dan relawan demokrasi juga gencar melakukan sosialisasi.
” dalam meningkatkan partisipasi pemilih, pihak kami menggunakan metode kuantitatif berupa generalisasi yang dituangkan dalam pilihan kuesioner dan hasil penelitian dilakukan di semua Kecamatan di Wilayah kota Binjai ” ujar Robby, sembari membeberkan bahwa partisipasi pemilih tertinggi ada di Kecamatan Binjai Selatan dengan jumlah 79,38 %.
Untuk itu, Robby mengaku cukup puas dengan tingkat partisipasi pada Pilkada 2020, dan mengatakan tetap optimis untuk peningkatan partisipasi pemilih pada Pemilu mendatang.
Turut hadir Ketua KPU Binjai Zulfan Efendi, Wali kota Lira Edy Aswari, Ketua PWI Binjai Arma Deliaa Budi, Ketua STAI Zunaidi, serta beberapa tamu undangan lainnya.(Rid)